Friday, February 15, 2019

Tujuh Tahun?

Assalammualaikum Wr.Wb.
Salam senja dari Ibu Kota.

Motivasi kembalinya gue untuk mereview segala kegiatan yang tidak sempat terulas di blog gue, salah satunya karena gue sedang melakukan hal kekinian, yaitu instagram detox. ( Alasan kenapa gue ingin melakukan hal kekinian tsb, akan gue bahas setelah postingan ini )

Gue mulai merantau jauh dari rumah, saat gue keterima di FK Univ.Brawijaya, Malang ( tujuh thn lalu ). Awal merantau bukan hal yang mudah sih buat gue, karena gue terbiasa di rumah bareng orang tua dan adik ( jadi ada subjek yang diajak komunikasi dan sharing satu sama lain ), terbiasa makan minum tersedia lengkap di rumah, terbiasa semua serba ada tanpa usaha lebih, misal mau cuci baju tinggal masukin ke mesin cuci, mau makan tinggal buka lauk yang ada atau kalau gada lauk, gue bisa masak bahan-bahan di rumah. Sebenarnya, kira-kira sepuluh tahun lebih udah gada mbak ART yang serba ada bantuin keluarga, sebenarnya keluarga gue udah melakukan segala pekerjaan rumah tangga itu secara mandiri, saling membagi tugas. Berarti, seharusnya gue bisa dong jadi anak rantau?

Ternyata, menjadi anak rantau yang sesungguhnya, alias literally merantau, itu ga mudah sih ( buat gue ). Pertama kali datang ke Malang, gue masih tinggal di rumah tante selama 1-2 minggu, sampai gue menemukan kosan yang dekat dengan kampus. Gue jadi tahu, OH...Gini ya rasanya cari kosan! Hmm capek haha ( capeknya ga sebanding sama capeknya orang tua mengorbankan segalanya buat gue sih, tapi ya namanya anak muda ). Apalagi kala itu, masih bolak-balik pakai angkutan umum, gada tuh namanya Abang Ojek Online kayak sekarang ini haha.

Yep. Kos pertama gue ada di daerah dekat Malang Town Square. Ternyata saat pertama kali gue menempati kosan ini, kondisinya masih dalam renovasi, sehingga menurut gue, ventilasi saat itu kurang bagus, jadi terasa lembab. Alhasil selama enam bulan gue ngekos disana, ibaratnya gue cuma numpang taruh barang, hidup gue selebihnya nginep di kontrakan atau rumah tmn gue. Masya Allah rasanya enam bulan terombang ambing sama kondisi kosan, belum lagi sama dunia perkuliahan, adaptasi dengan berbagai karakter dari berbagai daerah, adaptasi sebagai hidup mahasiswa yang notabene beda jauh sama kehidupan anak sekolah, yang hidupnya tinggal mengikuti alur dan mengimprovisasinya, sedang sebagai mahasiswa, hidup kita bener-bener diuji dan harus mengimprovisasi sendiri. Di sinilah, fase hidup dewasa muda gue dimulai, perjuangan mencari ilmu demi masa depan dan yang menjadi motivasi utama gue saat itu cuma ayah dan ibu.

Selama enam bulan pertama tuh rasanya....masya Allah, kok gue ngeluh terus ya. Belum nemu atmosfer yang pas buat gue belajar dan bersosialisasi. Sering banget gue ngeluh cuma perkara, gue harus beli makan dimana ya, harus beli galon dimana, harus laundry dimana, harus beli bahan bulanan dimana ya, argh.....anak rantau.

Sering banget tuh, tiap abis solat, gue nangis, cuma bisa ngeluh via telepon ke ayah dan ibu. 
Pesan ayah dan ibu sampai saat ini masih sama.

"Di saat jenuh hampa galau, jadikan Allah sandaran hati, perbanyak zikir doa dan jangan lupa akan ibadah wajibnya, di kala suntuk sesak lelah, ingat apa yang kamu lakukan adalah ibadah mencari karena Allah, intinya jadikan Allah sandaran hati kita, in syaa Allah semua akan dilalui dengan sangat baik. Bahwasanya Allah tidak akan menguji umatNya diluar kemampuannya. Bismillah solawat ya Nak"

Bahkan sampai-sampai, ayah mengirimkan email motivasi saat itu.

"Maaf ya kamu harus berjuang sendiri di sana, doa ayah dan ibu serta adik menyertai selalu"

Masya Allah. Sudah diberi nikmat seperti ini kok gue masih ada ngeluh sih. Malu dong! 
Teringat, ada sahabat yang ingin sekali berada di posisi gue, yaitu diberi nikmat untuk mempelajari anatomi dan fisiologi tubuh manusia seutuhnya. Astaghfirullah. Kok gue masih ngeluh ya.

Kata-kata ibu menguatkan selalu.
"Gapapa ya, namanya juga baru merantau, adaptasi itu biasa adanya, yang penting selalu berdoa untuk maju bersama Allah"

Lagi-lagi gue dilempari senjata yang begitu kuat.

Enam bulan berlalu,alhamdulillah gue nemu kosan yang lebih proper, alhamdulillah perlahan-lahan gue udah terbiasa dengan kehidupan sendiri, perlahan-lahan gue mulai mencari teman dekat untuk sekedar sharing, bahu membahu dalam hal kuliah dan kehidupan perantauan ini.

Setahun pertama gue kuliah, gue belum berani masuk organisasi kampus, karena masih dalam zona nyaman dengan teman sekelas, dan kehidupan yang kuliah main pulang.

Karena gue tuh orangnya sangat mudah bosan, akhirnya gue mulai tertarik untuk keluar dari zona nyaman, gue mulai ikut organisasi Lembaga Kesehatan Mahasiswa ( Lakesma ) dan MSCIA. Serangkaian kegiatan wajib diikuti untuk anggota baru. Waw. Gue seneng banget seriously. Kenapa gak dari awal aja ya, gue mulai ikut organisasi hmm... Tapi sejujurnya gue gak terlalu aktif di MSCIA, karena gue orangnya gak bisa bercabang, jadi fokus gue ke Lakesma.

Relasi dengan orang-orang baru mulai terjalin. Semakin menemukan inner circle yang pas buat gue. Ikut berbagai kegiatan sosial, mulai dari pemeriksaan kesehatan gratis, penyuluhan, sunatan massal, bakti sosial. Akhirnya gue pun mendaftar sebagai staf di kepengurusan. Senangnya ada aktifitas baru yang membuat gue produktif selain kuliah.

Selain mengikuti organisasi, gue juga mencoba berkecimpung ke dunia kepanitiaan di acara-acara kampus, yang sering gue tekuni adalah di bidang publikasi dokumentasi dekorasi dan multimedia. 

Empat tahun tepat gue selesai menjalani dunia pre-klinik. Dunia belajar di kelas, praktikum di lab, mengikuti alur ujian dan lain-lain. Selamat datang di dunia co-ass.

Empat tahun dengan segala hal jahiliyahnya haha, terlewati. Mulai ketar ketir lagi dengan dunia co-ass, yang saat itu kabar anginnya, menjadi posisi terbawah di RS hahah.

Baik. Mari beradaptasi lagi dengan dunia baru. ( yang pasti belum dunia yang sesungguhnya )

Co-ass. 
Mulai mengikuti serangkaian jadwal yang dibuat RS, mengikuti shift jaga, jadwal operasi, ilmiah, bisa tiga puluh enam jam hidup di RS atau bisa juga lebih kalau mau haha.

Lagi-lagi, gue ngeluh capek.
Dan gue diingatkan oleh salah satu mbak laundry langganan gue.
"Semangat ya, orang tua nya mbak ocha jauh lebih capek lho menafkahi segalanya, bismillah ya"

Masya Allah. Rasanya hati ini kayak ditunjem besi dari berbagai arah. Sesak. Perih. Tapi benar adanya.

Ujian skill dan teori di setiap stase RS, disertai tugas-tugas ilmiah.

Dua tahun selesai sudah.

Total pendidikan enam tahun, sudah termasuk gue exit exam kedokteran.

Masuklah dunia dokter internsip.
Satu tahun.
Ini pun gue internsip di Pare, Kediri. 
Tidak se-ibu kota Malang Raya. 
Mau makan wah, harus 30-35 menit lah ke Kota Kediri.
Dinikmati :)

Total Tujuh Tahun.
Gue berhasil merantau tujuh tahun. Ditambah lagi setahun, per Maret 2019 ini gue in syaa Allah bakal merantau ke Indonesia Timur. Pray for me!

Semoga 2020 gue udah ga merantau lagi ya, kasian ayah dan ibu, ditinggal sulungnya merantau terus haha.

***

Apa aja sih yang gue lakuin pas gue bosen merantau?
1. Jalan-jalan dong!

Gue suka banget jalan-jalan ke alam! Ke gunung, pantai, air terjun.
Gue juga suka kulineran, cari kuliner yang murmer aja, ga mesti wah, kayak jagung bakar, ronde, tahwa, pisang bakar
Gue juga suka jalan-jalan ke mall, sekedar lihat-lihat aja, ga mesti beli, ujung2nya beli makanan sih
Gue juga suka jalan-jalan ke museum atau taman kota, sekedar menikmati angin sore haha
Gue juga suka random keliling-keliling motoran sendirian, cari udara segar sambil hunting foto ehe

2. Baca buku

Gue suka baca buku, jadi kadang me time ke toko buku. Atau gue browsing buku-buku gratisan gtu.

3. Olahraga

Gue suka banget bulutangkis! kalo lagi ada temen aja sih, kadang suka banyak yang gabisa, jadi ya jogging atau jalan santai gtu

4. Leha-leha dikosan+Nonton Film

Kalo lagi mager kemana-mana nih, gue sering ngendon di kos. Bikin mie, nonton apapun yang bisa menghibur pake wifi kosan.

5. Kerja Bakti Kosan

Kalo lagi rajin, mood gtu, gue bakalan ngosek WC, nyapu, ngepel, jemur, cuci-cuci. Have fun juga kok

6. Main ke rumah atau kos temen

Sekedar ngobrol-ngobrol, bahas soal, heart to heart, main games

7. Telponan sama orang rumah dong!haha

Ini kalo lagi butuh moodbooster banget nih haha, sama ngabarin apa yang udah tercapai selama merantau

Ya kira-kira itu gambaran biar ga bosen aja lo merantau.
Dari merantau ini, banyak hal positif yang gue dapet sih.
- Menjadi manusia yang mandiri, mudah muhasabah diri
- Lebih bisa menjadi decision maker untuk hidup kita
- Lebih bisa menghargai waktu, teman
- Mudah beradaptasi dengan berbagai kondisi 
- Wawasan dan relasi bertambah
- Banyak skill yang sebelumnya ga bisa kita lakuin, jadi bisa karena ngerantau, kalo gue pribadi, gue jadi bisa berenang loh! trus jadi bisa naik motor, bisa masak juga, banyak sih manfaatnya, asal kita tetap berpikir positif

Semangat terus untuk yang merantau untuk hal kebaikan! Senantiasa diberkahi dirahmati Allah, senantiasa dimudahkan dan disehatkan! Aamiin...

Wassalammualaikum Wr.Wb
Stay young, positive and healthy!

No comments:

Post a Comment