Assalammualaikum Wr.Wb.
Singkat cerita, ini blog udah ga keurus sekitar 2 tahun. Ps. Jangan menyesal membaca postingan jaman jahiliyah haha.
Ceritanya gue mau sharing soal pengalaman di masa akhir perkuliahan ( dunia pre-klinik ) dan per-koas-an.
[ Koas. (n). suatu makhluk setengah mahasiswa dan setengah dokter, sering disuruh-suruh, tidak punya gaji, serba guna dan tahan banting ].
Setelah Agustus 2014 mendaki puncak tertinggi di Jawa, gue harus menjalankan kegiatan yang dinamakan Tugas Akhir. Setelah bersenang-senang dahulu, bersakit-sakit kemudian ( tanggungan Tugas Akhir ga semudah yang gue bayangin ternyata, pada masanya haha ). Awalnya gue ikut penelitian dosen bersama sejawat lainnya, seiring berjalannya waktu ternyata tidak mendapatkan kejelasan mengenai bahan spesimen yang akan diteliti, akhirnya gue banting setir ke laboratorium lain yang memang sering dijadikan sebagai bahan Tugas Akhir, yaitu laboratorium mikrobiologi haha. Entah apa yang dipikiran gue kala itu, kenapa gue milih mikrobiologi. ( Ya gue mikirnya gini sih, ah enak paling ya, udah ada laboran yang membantu penelitian, tinggal cari ide judul aja ). Alhasil gue cari bahan ke perpus, dan.....gue melihat beraneka ragam judul, gue memutuskan mengambil bahan mengenai ekstrak tanaman untuk menghambat pertumbuhan bakteri jenis x.
Awalnya gue pikir bakal gampang ngerjain penelitian macam itu, ternyata....prosedurnya banyak broh. Ditambah cobaan hidup soal tanaman ekstrak yang gue pake, yaitu Lidah Mertua, jauh-jauh gue ekstrak ke Batu Medika, ternyata tanaman yang gue pilih ekstraknya mahal, gue pesen 75ml dengan harga 650k kalo ga salah, dikala sejawat-sejawat gue hanya membayar 100-200k untuk sejumlah yang sama ( Ya, namanya hidup, ada aja kerikilnya haha ). Selain gue harus ngurus ekstraknya jauh ke Batu, gue juga pesen bakteri Shigella ke Pak Slamet ( Laboran Super Kocak haha ).
Btw, gue ngajuin judul bulan Juni 2014 ke dosbing gue, trus gue menghilang sampe akhir bulan agustus, dan kembali muncul bersama si ekstrak dan bakteri tersayang. Pertengahan september, gue konsul buat mulai penelitian ( gue sm partner TA gue si Ulik baru mulai - disaat yang bersamaan, sejawat gue udah ada yang mau sidang - gile lu ndro - gue aja baru mulai broh ). Ya it's ok lah ya, setiap orang punya zona waktunya masing-masing ( mekanisme pembelaan ego pada masanya ).
Pas proses penelitian, singkat cerita gue bikin dosis ekstrak untuk menghambat koloni bakterinya, tapi malah tambah banyak cobak T.T nangis-nangis deh gue, Tugas Akhir tak semudah mengedipkan mata hahah. Akhirnya gue harus menguji coba kembali dosis tersebut, hal ini bikin penelitian gue terhambat selama 2 minggu ( Subhanallah hmm ). Alhamdulillahnya, gue punya dosbing istimewa, yang sangat memahami anak bimbingnya, selalu mensupport walaupun gue jarang konsul hahaha ( bandel ya - jangan diikuti - jadilah mahasiswa yang rajin konsul ). Setelah pergulatan penelitian di dalam ruangan yang wanginya khas, wangi-wangi bakteri plus berbagai ekstrak, gue mengajukan sidang di........tanggal 26 Januari 2015. Alhamdulillah di ACC juga naskah gue dan Ulik, setelah melalui berbagai batu kerikil selama 5 bulan hahaha *lemah*
----------------------------------------------------------thanks to-----------------------------------------------------
Allah SWT, Orang Tua, Sejawat serta khususnya para supporter terhebat yang sabar menghadapi anak bimbing seperti saya haha
Pembimbing 1 : Dr. Dra. Sri Winarsih, Apt, M.Si
Pembimbing 2 : Kana Mardhiyyah, S.Si, M.Biomed
Penguji : dr. Novi Khilla F, M.Kes, Sp.PK
Laboran : Pak Slamet
Berkat beliau-beliau inilah gue bisa merampungkan tepat waktu, walaupun mepet banget sama yudisium dokter muda :") *pejuang-pejuang terakhir*
-------------------------------------------------------bonus foto------------------------------------------------------
26.01.2015
-------------------------------------------------------yudisium----------------------------------------------------------
25.03.2015
Foto bersama Dr.dr.Sri Andarini, M.Kes
The One and Only Classmates - PD KBI 2011
Dapson-Ulik-Icha
Dapson and Makcik Jas
------------------------------------------------persiapan Osce Panum pre-Koas-----------------------------------
Jadi, sebelum gue koas masih ada seleksi menuju yang namanya dunia menjadi seorang dokter muda a.k.a Co-Ass.
[ Koas. (n). suatu makhluk setengah mahasiswa dan
setengah dokter, sering disuruh-suruh, tidak punya gaji, serba guna dan
tahan banting ].
Bisa disebut a selfless worker sih :")
Ketika gue masih asik-asiknya sekolah SD SMP SMA, gue pikir jadi dokter itu gampang. Ternyata jauh di bawah ekspektasi gue haha. Berhubung gue udah sampai ke tahap ini, ga mungkin kan mundur? haha. Hamdalahnya, berkat doa ortu gue bisa sampe di sini.
Nah, intinya, OSCE ( Objective-Structured Clinical Examination ) itu merupakan sarana mengembangkan skill sebagai seorang "dokter muda" dimana gue merasa nyaman dipanggil "dek Koas" haha. Di tempat gue ini, sebelum masuk dunia koas, diseleksi terlebih dahulu, yang bertujuan agar kami benar-benar mampu menghadapi dunia riil di Rumah Sakit. Sehingga kelak, kami mampu bekerja sesuai Standard Operating Procedure, sehingga menghindari kejadian yang sering dibicarakan di khalayak ramai yaitu malpraktik (nauzubillah).
-----------------------------------------------hamdalah, lulus OSCE Panum--------------------------------------
Semoga senantiasa Allah memberikan kelancaran bagi segala hajat baik kita aamiin.
Perjalanan gue dan sejawat bukan hanya sebatas ini, masih panjang ( pake banget ). Nervous, Gaduh Gelisah, Panik, semua campur aduk awal-awal ikut briefing jelang koas. Semacam banyak banget persiapannya, terutama mental. But, let's enjoy it with Bismillah.
Stase pertama gue adalah Stase Ilmu Kandungan, dengan hasil undian pasangan soul group gue total 8 orang.
Gaaya - Nia - Lupek - Riris - Inan- Arin - Maxie
Perjuangan awal jadi "dek koas" di Stase Obgyn.
Terima kasih banyak untuk Supervisor dan PPDS.
Susahnya dapet kesempatan menolong persalinan :") dengan jumlah koas yang banyak dan dengan jumlah pasien yang tidak sebanding dengan jumlah koas. Jadi, intinya gue belum berkesempatan menolong persalinan di stase pertama gue ini. Singkatnya, gue cuma dapet kesempatan melakukan tindakan kuretase dan peregangan tali pusat terkendali. ( Tapi bersyukurnya gue dapet kesempatan mengerjakan persalinan normal dibantu Mbak Bidan dabest di stase Kedokteran Keluarga, Puskesmas Kedungkandang - thanks to Mbak Dhani yang ngebangunin jam 2 dini hari ).
Ps. Jangan pernah mengeluh, berkata kasar atau membentak ibu, karena di stase ini gue belajar banyak, betapa perjuangan seorang ibu mengandung dan melahirkan itu sakitnya seperti 20 tulang yang patah di waktu yang bersamaan. Bagaimana mereka (para ibu) menjaga janinnya dengan baik dari awal bertemunya sperma-ovum hingga si janin berkembang menjadi seorang bayi berkualitas. Ada juga pasien gue yang mengalami intra uterine fetal death alias kematian janin di dalam rahim. Emosi kesedihan yang tergambarkan, dengan perjuangan untuk menjaga janinnya dengan baik, tapi Allah berkehendak lain. Dengan cara mereka (para ibu dan suami) yang mencurahkan hatinya panjang lebar, banyak hikmah yang bisa diambil. Banyak-banyak bersyukur dan betapa Allah Maha Kuasa, bahwa Allah tahu yang terbaik untuk hambaNya. *malah dakwah* *tapi ini gue serius* *lo bakal sedih banget ketika ada di posisi ini, atau bahkan seneng banget ketika mereka bahagia melihat buah hatinya lahir*
Singkatnya perjalanan koasnya, gue jabarin dalam foto ajalah ya, yang kebanyakan foto selfienya haha.
Stase Ilmu Penyakit Dalam 3,5 bulan
Suka : interaksi dengan berbagai macam karakter, meningkatkan kekompakkan haha, makan banyak - butuh asupan energi banyak (pake banget) hahaha - np.Koas bukannya kurus malah melar hmm
Duka : bangun pagi-pagi buat visite pasien, ngerjain banyak SOAP, morning report :")
Terima kasih banyak untuk Supervisor dan PPDS.
Jaga Malam di Ruang 28 RS Saiful Anwar Malang
Suatu hari, yang kadang berulang di hari lainnya
Px ( Pasien ) : Dokter shift jaganya malam saja ya?
Gue : wah buk, ini saya lanjut dari tadi pagi subuh Bu
Px : Loh bukannya shift2an ya?
Gue : ndak buk, jadi saya masih lanjut sampe besok sore, ya kira-kira 36 jam lah saya di RS hehe, kenapa ya bu?
Px : gpp Dok, saya kok lihat dokter di RS terus ya, ini Dok saya ada sedikit kue, lumayan buat ganjal perut, dokter pasti belum makan ya
Gue : *dalam hati nangis, nangis terharu ( ya Allah masih banyak orang baik ) campur nangis miris* *hidup kedua gue selain di kos ya di RS :")
Singkatnya kehidupan koas begini ini haha, beraneka ragam karakter sejawat, pasien, tenaga medis lainnya. Ini masih gue ambil hal positifnya, hal negatifnya? cukup disimpan dalam hati hahaha. Pandai-pandainya belajar dari kehidupan, belajar ikhlas, banyak bersyukur, karena pasti dunia kerja sesungguhnya jauh lebih berat berbanding yang gue alami saat ini.
dr.Dyahris Koentartiwi, Sp.A (K)
Panutan saya di stase Ilmu Kesehatan Anak.
Terima kasih banyak untuk Supervisor dan PPDS.
Bagging pasien anak yang gagal napas.
Bersyukur kita masih diberi kesempatan menghirup oksigen dengan sempurna.
"Look at the person below you and do not look at the person above you. That (looking down) will make you do not underestimate the blessings of Allah that He has given you [HR.Muslim]"
Farewell Party Bedah, Stase yang gue suka banget, cita-cita gue yaitu Bedah Onkologi, apadaya nyokap gue kurang meridhoi perkara gue cewe :")
Dengan kepala sekolah bedah angkatan kita dr.NAT, yang super sabar ngebimbing kita dengan beragam ilmu bedah. Kita mah gitu orangnya, kalo IGD sepi seneng. Warga Sehat Kita Bahagia.
"While other people might get excited over the wedding dress, we get excited over this tutorial"
I'm really love this surgery lab haha.
Terima kasih banyak untuk Supervisor dan PPDS.
Ini dia stase surga dunia, yaitu Stase Neurologi.
Diisi oleh Supervisor beserta para PPDS yang berhati mulia dan orang-orang yang selalu bersabar.
Di awal yang ga ngerti apa-apa mengenai ilmunya, keluar dari sini, rasanya seneng banget, banyak dapat teori dan skill.
Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat yang teorinya bikin muter otak, tapi serunya interaksi dan terjun langsung ke masyarakat, ngedenger semua curahan hati mereka. Work Hard Play Hard ;)
Homevisite ke daerah Kedungkandang, ya Allah ibuk yang super baik.
"Lebaran kesini ya Dok, jangan lupa silaturahmi, saya tunggu sama anak-anak"
Thanks to Icha yang udah nemenin.
Jaga Perdana di Puskesmas Kedungkandang, beruntung jaga perdana ada Kakak Iship, yaitu Mas Vidi. Dibimbing banyak sama beliau-beliau ini, Mas Vidi dan Mbak Sulikha ( Bidan Senior ).
Kedokteran Keluarga. Puskesmas Kedungkandang. Ini juga merupakan salah satu stase favorit gue, karena isinya orang-orang hebat yang murah hati dan down to earth, dengan Kepala PKM dr.Endang.
Ini dia stase kece, sigap cepat tanggap. Emergency Medicine. Dengan bimbingan Supervisor dan PPDS yang super murah hati baik hati dan dengan update ilmu yang sangat mumpuni.
Walopun cuma 5 hari disini, tapi gue seneng banget dateng ke Red Zone di RSUD Iskak Tulungagung ini, fasilitas dan sistem EMSnya yang memadai, gue berharap daerah lain bisa mengembangkan sistem seperti mereka, yaitu ambulans seluruh Tulungagung yang terdeteksi langsung oleh pusat, ketika ambulans menjemput pasien emergensi langsung termonitor, para petugas medis dapat mempersiapkan lebih awal.
Thanks to Supervisor dan PPDS yang membimbing kami.
Ini dia Stase Anestesi, Stase super Religius, bahwa hidup dan matinya manusia ditangan Allah SWT.
Banyak pelajaran berharga ketika kami berkunjung ke RS Kusta Kediri, melihat pasien-pasien kusta yang beberapa jarang dikunjungi keluarganya, karena kami tempat curahan hati mereka.
Thanks to Supervisor dan PPDS Kulit yang sudah membimbing kami dengan berbagai kasus riil.
Dengan dokter pembimbing saya adalah dr.Herwinda Brahmanti, M.Sc, Sp.KK, yang menjadi panutan saya di sini.
Kepala Sekolah terbaik dari Ilmu Telinga Hidung Tenggorok, dr.Andrew. Terima kasih banyak untuk Supervisor dan PPDS.
Stase Mata dengan Kepala Sekolah yang super baik, berasa temen sendiri, padahal jarak kami jauh haha, yaitu dr.Nia, beliau sekarang sudah menjadi Dokter Spesialis Mata.
Terima kasih banyak untuk Supervisor dan PPDS.
Stase Radiologi terbahagia. Belajar memahami hitam putih kehidupan. Isinya dominan laki-laki, tumben kan? Gue juga heran haha. Terima kasih banyak untuk Supervisor dan PPDS.
Stase terakhir dunia per-koas-an = Stase Ilmu Kejiwaan. Dengan pasien yang lucu-lucu tingkahnya, ada yang marah-marah, tiba-tiba nangis, ketawa-ketawa, serulah.
Terima kasih banyak untuk Supervisor dan PPDS.
Ini dia soul utama gue, dengan drama kegilaan yang campur aduk rasanya. Thanks for being you for this 2 years.
np. buat Stase Forensik dan RM lupa ambil foto, sedih banget gue. Intinya stase Forensik dan Rehab Medik diisi oleh Supervisor Senior yang super sabar dan murah hati, Terima kasih banyak untuk bimbingannya Dok.
Jadi, ini cerita singkat seputar menjadi dek Koas, jangan pernah baper dengan lingkungan yang sekiranya ga cocok dengan karakter kita, menjadi orang cuek itu terkadang perlu haha, tetapi tetap jangan lupa dengan selfintropection guys, barangkali lingkungan tersebut tidak cocok dengan kita karena hal itu terjadi dari diri kita sendiri. Ga berasa udah hampir 6 tahun gue sekolah di Malang, sampe abang-abang parkiran dan ibu pecel "Loh mbak ocha kok belum lulus" --- Ya harap maklumlah ya buk....sini mah longlife learning :")
Tujuan gue nulis hanya sekedar nostalgia memori lama gue, ya semacam review apa yang udah gue lewatin selama 2 tahun, kok kerasa cepet banget, kalo ada kata yang kurang berkenan, gue minta maaf ya. Mohon maaf lahir dan batin.
Marhaban Ya Ramadhan
Strengthen your Iman
Heal your Heart
May this Ramadhan be successful for all of us
and provide us with good health and wealth aamiin...